Selasa, 29 Maret 2011
P2 APC POLICE (Armored Personnel Carrier)
Ranpur ini adalah buatan lokal yaitu perusahaan PT.SSE
kegunaan:
*P2 APC didesign untuk mengangkut personil dan misi penyerangan
*P2 APC memiliki mobilitas tinggi,dilengkapi dengan perangkat komunikasi dan system senjata yang berteknologi tinggi.
*memiliki ruangan yang cukup untuk memuat 10 orang dengan peralatan.
konsep design:
*P2 APC dirancang dalam konsep ringan, dengan serbaguna yang tinggi untuk mencapai mobilitas tinggi dan kelincahan. memiliki pembersihan darat yang tinggi.
* beroperasi dengan rendah suara.
* Ada empat lobang untuk melarikan diri & juga bisa dilengkapi dengan cungkup.
* P2 APC mampu memanjat sekitar 32 ° dari sudut gradien (60%)
perlindungan kendaraan:
*peluncur granat asap untuk berlindung dari incaran target.
*struktur bodi mobil terlindungi dari serangan pasukan infantri dan tembakan senapan mesin.
*strukturbodi mobil tahan terhdap tekanan sebesar 3 g.
Minggu, 27 Maret 2011
BTR-50 MARINIR
BTR 50 adalah singkatan dari Browne Transporter 50.Walau kendaraan ini sudah sangat lama usianya pada era 1960an dari negara rusia, TNI-AL masih memakai armada tank amfibi inidalam operasi pendaratan pantai
Memang untuk urusan dapur pacu, kendaraan buatan Rusia ini telah mengalami perubahan dengan mengusung mesin diesel Detroit. Di luar itu untuk soal safety tank berkode BTR-50PM ini mau tak mau harus mengalami perombakan.
Modifikasi kemudian dilakukan dalam bentuk kerjasama antara Korps Marinir TNI AL dengan Divisi Teknologi PT PAL, Surabaya. Dari hasil analisa bisa ditemukan sejumlah kelemahan pada BTR-50. Kelemahan pertama datang dari radiator batch. Saat diajak berlayar komponen ini sangat mudah kemasukan air yang mengucur melalui radiator grill. Memang dalam kondisi stabil, terdapat pompa-pompa bilga yang berfungsi untuk menguras air dari radiator batch dan dasar ranpur. Namun saat bergerak dalam kondisi laut bergelombang, derasnya air yang masuk bisa membuat pompa-pompa kewalahan, atau bahkan mengakibatkan pompa ogah bekerja.
Kelemahan kedua datang dari bagian belakang tank yang kelewat rendah. Dalam kondisi terapung, posisinya hampir sejajar dengan permukaan air. Keadaan akan berjalan normal bila tank diajak berlayar di laut tenang.
Pengerjaan modifikasi kemudian dilaksanakan di Divisi Harkan (Pemeliharaan dan Perbaikan) PT PAL dalam tempo sebulan. Pengujian dalam bentuk inclining test dikerjakan pada pertengahan Agustus tahun lalu dengan menggunakan fasilitas syncro-lift dock milik Divisi Kapal Perang PT PAL. Pengujian lapangan (sea trial) juga dilakukan di alur perairan PT. PAL.Ada beberapa keuntungan bisa diraih dari modifikasi. Daya apung, stabilitas, serta tingkat safety terdongkrak. Hal ini dilakukan dengan mengubah sudut tekukan di bagian depan menjadi lurus dan disertai pengaturan letak pintu palka (hatch) commander, driver, dan gunner. Selanjutnya untuk bagian belakang (kompartemen mesin) mengalami peninggian dan dibuat bersudut. Selain berfungsi menahan terjangan air, penambahan ini juga berguna untuk meningkatkan perlindungan frontal tank. Hasil uji coba menyebutkan, daya apung tank bertambah empat ton dari kondisi semula.
Bukan cuma bagian luar, kabin tank pun juga kena sentuh perubahan. Pilar-pilar yang semula dianggap mengganggu saat kondisi darurat dihilangkan. Sebagai penggantinya, struktur penguat dibuat dengan model cantilever. Komponen insulasi juga ikutan dipasang guna mengurangi tingkat kebisingan dan panas di dalam kabin. Terakhir, perangkat tambahan berupa GPS plus echo –sounder tertanam rapi pada dashboard tank.
Spesifikasi
*Dimensi: Panjang 7,07 meter, Lebar 3,14 meter, Tinggi:2,15 meter,
*Bobot/Berat kosong 14,5 ton, Berat siap tempur: 16,5 ton. Daya angkut: 2,5 ton.
*Kemampuan lintas alam : Kemiringan maks tanjakan : 38 derajat, Rintangan tegak: Setinggi 1,1 m; Parit; selebar 2,8 m.
*Kecepatan jalan raya: 44 km per jam, di air: 10,2 km per jam.
Awalnya, kabin berkapasitas 20 orang pasukan bersenjata lengkap tak punya penutup atas. Baru pada tahun 1960 dengan alasan guna mendongkrak proteksi penumpang maka varian BTR-50 PK dilengkapi tutup kabin (hatch). Varian terakhir inilah yang sampai sekarang dipakai Korps Marinir.
Kendaraan BTR-50 ini berkapasitas solar penuh (full tank) sekitar 260 liter dan memiliki kemampuan melakukan penjelajahan menempuh jarak 260 km. Satu liter solar, mampu mendorong sejauh 1 km dengan kecepatan 44 Km per jam. Itu kalau berada di jalan raya. Sedangkan di medan off-road, kecepatannya 25 Km per jam.
p2 Komando
P2 Komando ini adalah ranpur buatan lokal asli indonesia, tepatnya PT.Pindad.
konsep design:
*P2 didesign dengan berat ringan,mobil serbaguna untuk mencapai mobilitas
dan ketangkasan tinggi.
*P2 komando didesign untuk memiliki kemungkinan untuk sepenuhnya menjadi kendaraan amfibi.
*kebisingan operasi yang rendah.
*Ada 3 atau 4 lubang untuk keluar dari kendaraan.
*P2 memungkinkan utuk mendaki hingga kemiringan 32°.
*P2 bisa memutar hingga radius 10.
perlindungan kendaraan:
*peluncur granat asap untuk berlindung dari incaran target.
*struktur bodi mobil terlindungi dari serangan pasukan infantri dan tembakan senapan mesin.
*strukturbodi mobil tahan terhdap tekanan sebesar 3 g.
Jumat, 04 Maret 2011
C-130 Hercules
Lockheed C-130 Hercules adalah sebuah pesawat terbang bermesin empat turboprop yang bertugas sebagai pengangkat udara taktikal utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan, awalnya dia adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara. Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun, keluarga C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.
Keluarga C-139 memiliki sejarah produksi yang paling panjang dari seluruh pesawat militer. Yang pertama prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Pesawater tersebut dipiloti oleh Stanley Beltz dan Roy Wimmer. Setelah kedua prototipe selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.
Pesawat di Indonesia
Indonesia menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 C-130B. Di tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 buah C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim), 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi.
Pada tahun 199 Senat Amerika Serikat mengeluarkan larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer dengan Indonesia, yang berkaitan dengan krisis Timor-Timur. Ini menyebabkan 17 pesawat C-130 tidak layak terbang karena tidak adanya suku cadang. Pada tanggal 20 September 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Pertahanan Mahfud berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen pada pertemuan awal September, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengijinkan eksport suku cadang ke Indonesia. Tetapi sampai bertahun-tahun import suku cadang dari Amerika Serikat tidak pernah dijalankan dan TNI kemudian mengimport suku cadang dari negara lain.
Senat Amerika Serikat tetap menyatakan pelarangan penjualan senjata ke Indonesia, tetapi memberi presiden Amerika Serikat hak perkecualian.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan bahwa sekitar 70% budget militer Indonesia pada tahun 2009 akan dipergunakan untuk membeli pesawat C-130. Dari 24 pesawat, hanya 6 yang masih layak terbang. Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberi bantuan pembelian 6 buah Hercules tipe E dan J.
Versi sipil
Versi sipil dari C-130 Hercules adalah Lockheed L-100 Hercules. Merpati Nusantara Airlines tercatat pernah mengoperasikan pesawat jenis L-100-30, perbedaan utama dengan versi militer adalah mesin yang lebih lemah, jendela yang lebih banyak, dan dihilangkannya pintu besar di belakang badan pesawat. Dikemudian hari L-100 Merpati dihibahkan kepada TNI-AU untuk melengkapi armada Hercules di skadron udara 17 dan 31 yang berkedudukan di Halim, Jakarta. Selain Indonesia, beberapa negara juga menggunakan versi sipil dari Hercules ini, bahkan beberapa negara seperti Aljazair, Kuwait dan Gabon, menggunakan L-100 untuk kepentingan militer mereka. Total hanya 114 L-100 yang terjual, produksi terakhir terjadi pada tahun 1992. ikemudian hari L-100 dikembangkan menjadi L-100J yang ekuivalen dengan C-130J lengkap dengan mesin turboprop canggih Rolls-Royce (Allison) AE-2100D3, baling-baling enam bilah, dan EFIS dua kru, tapi program ini dibatalkan pada tahun 2000 karena Lockheed ingin fokus di versi militer saja.Varian L-100:
- L-100 (sekelas C-130E)
- L-100-20 (badan pesawat diperpanjang 8,3 kaki)
- L-100-30 (badan pesawat diperpanjang 15 kaki, merupakan versi terlaris)
- L-100J (dibatalkan)
Kejadian yang melibatkan C-130 Hercules
- Pada 20 Mei 2009, Hercules TNI AU jatuh di desa Nggeplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur
- Pada 17 Agustus 1988 Muhammad Zia-ul-Haq, Presiden Pakistan sejak 1978, tewas , ketika C-130 yang dia tumpangi jatuh setelah lepas landas. Duta Besar dan Jenderal Amerika Serikat pada waktu itu juga turut meninggal, bersama dengan orang lainnya yang berada dalam pesawat tersebut.
- Hercules TNI AU jatuh di daerah Condet Jakarta, menewaskan 133 prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan 2 warga sipil. Tragedi di Condet terjadi pada 5 Oktober 1991 dalam perayaan HUT ABRI ke 46.
- Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat, jenazahnya diaterbangkan dari Washington DC, AS ke Indonesia dengan menggunakan pesawat Hercules
- Pendaratan Hercules pertama dikapal induk (KC-130F/Tanker) terjadi pada tanggal 30 Oktober 1963. Di Kapal Induk USS Forrestal (CVA-59). Diawaki oleh Letnan James H. Flatey III, LtCdr. WW Stovall, ADR-1 EF Brennan dan test pilot Lockheed Ted Limmer, Jr.
- Atas pembebasan pilot Allen Pope Presiden RI Soekarno ditawari Presiden AS John F. Kennedy hadiah. Sebagai hadiahnya Soekarno meminta untuk ditunjukan wujud pesawat hercules yang masih baru pada saat itu. Alhasil Indonesia menjadi pengguna pertama C130 B diluar AS pada 1960. Kesepuluh pesawat C130B (termasuk dua varian tanker KC 130B) ini menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.
Komando operasi angkatan udara I
Komando Operasi Angkatan Udara I atau disingkat Koops AU I adalah salah satu Komando Operasi TNI Angkatan Udara yang mencakup wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi seluruh Sumatra, Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Banten, Jakarta dan sebagian Jawa Tengah. Koops AU I bermarkas di Halim Perdanakusumah Jakarta. Pangkoopsau I yang sekarang menjabat adalah Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko. Ia dilantik tanggal 12 September 2007 menggantikan Marsekal Muda Gandjar Wiranegara.
Kekuatan udara yang tergabung kedalam komando operasi ini:
Kekuatan udara yang tergabung kedalam komando operasi ini:
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)